Rock On

Minggu, 29 September 2024

MEMPERINGATI HARI GERAKAN GS30 (PKI)

Memperingati Hari Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI) 

Selamat Memperingati Hari G30S PKI! 

G30S PKI terjadi pada tahun 1965 dan dimotori oleh Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit, pemimpin terakhir PKI.

Menurut buku Api Sejarah 2 oleh Ahmad Mansur Suryanegara, menurut Arnold C. Brackman, DN Aiditmendukung konsep Khrushchev, yakni If everything dependson the communist, we would follow the peaceful way (bila segalanya bergantung pada komunis, kita harus mengikuti dengan cara perdamaian).

Pandangan itu disebut bertentangan dengan konsep Mao ZeDong dan Stalin yang secara terbuka menyatakan bahwa komunisme dikembangkan hanya dengan melalui perang.

G30S PKI kemudian dilancarkan pada malam hingga dini hari, tepat pada akhir tanggal 30 September dan masuk 1 Oktober 1965.

Gerakan itu mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya. Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya.

Keenam perwira tinggi yang menjadi korban G30S PKI antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.

Salah satu tujuan utama gerakan ini adalah menggulingkan pemerintahan era Soekarno. Selain itu, PKI juga bertekad untuk mengubah Indonesia menjadi negara komunis.

Melansir dari buku Sejarah untuk SMK Kelas IX oleh Prawoto, beberapa tujuan G30S PKI adalah sebagai berikut:

1. Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara komunis.

2. Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan.

3. Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk sistem pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.

4. Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.

5. Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan komunisme internasional.

Penyebarluasan ideologi komunis yang dilakukan oleh PKI menimbulkan kecurigaan dari kelompok anti-komunis. Tindakan tersebut juga mempertinggi persaingan antara elitpolitik nasional.

Kecurigaan itu memunculkan desas-desus di masyarakat, terlebih menyangkut kesehatan Presiden Soekarno dan Dewan Jenderal Angkatan Darat.

Di tengah kecurigaan tersebut, Letnan Kolonel Untung, Komandan Batalyon I Kawal Resimen Cakrabirawa, yakni pasukan khusus pengawal Presiden, memimpin sekelompok pasukan dalam melakukan aksi bersenjata di Jakarta.

Pasukan tersebut bergerak meninggalkan daerah Lubang Buaya. Peristiwa ini terjadi pada tengah malam, pergantian hari Kamis, 30 September 1956 menuju hari Jumat, 1 Oktober 1965.

Kudeta yang sebelumnya dinamakan Operasi Takari diubah menjadi gerakan 30 September. Mereka menculik dan membunuh para perwira tinggi Angkatan Darat. Aksi tentara tersebut pada tanggal 30 September berhasil menculik enam orang perwira tinggi Angkatan Darat.

Enam Jenderal yang gugur dalam peristiwa G30S PKI antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.

Di samping itu, gugur pula ajudan Menhankam/Kasab Jenderal Nasution, Letnan Satu Pierre Andreas Tendean dan pengawal Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena, Brigadir Polisi Satsuit Tubun.

Jenderal yang berhasil selamat dari G30S PKI adalah AH Nasution. Namun, putrinya yang bernama Ade Irma Suryani Nasution tidak bisa diselamatkan.

Sementara itu, G30S PKI di Yogyakarta yang dipimpin oleh Mayor Mulyono menyebabkan gugurnya TNI Angkatan Darat, Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiyono.

Kolonel Katamso merupakan Komandan Korem 072/Yogyakarta. Sedangkan Letnan Kolonel Sugiyono merupakan Kepala Staf Korem. Keduanya diculik dan gugur di Desa Kentungan, sebelah utara Yogyakarta.

 

Selamat Memperingati Hari G30S PKI, “Darahmu tumpah di tanah pusaka, jiwamu mengawal tegaknya Indonesia, engkau pahlawanku, engkau kusuma negaraku.”

 Commemorating the 30th September Movement Day of the PKI (G30S/PKI)

Happy Commemorating G30S PKI Day! 

G30S PKI occurred in 1965 and was driven by Dipa Nusantara Aidit or DN Aidit, the last leader of the PKI. 

According to the book Api Sejarah 2 by Ahmad Mansur Suryanegara, according to Arnold C. Brackman, DN Aidit supported Khrushchev's concept, namely If everything depends on the communist, we would follow the peaceful way (if everything depends on the communist, we must follow the peaceful way). This view is said to be contrary to the concept of Mao Ze Dong and Stalin who openly stated that communism was developed only through war.

The G30S PKI was then launched at night until early morning, right at the end of September 30 and entering October 1, 1965. The movement targeted high-ranking Indonesian Army officers. Three of the six people who were targeted were immediately killed at their homes. While the others were kidnapped and taken to Lubang Buaya.

The six high-ranking officers who became victims of the G30S PKI included Lieutenant General Anumerta Ahmad Yani, Major General Raden Soeprapto, Major General Mas Tirtodarmo Haryono, Major General Siswondo Parman, Brigadier General Donald Isaac Panjaitan and Brigadier General Sutoyo Siswomiharjo.

One of the main goals of this movement was to overthrow the Soekarno-era government. In addition, the PKI was also determined to turn Indonesia into a communist country.

Reporting from the History book for SMK Class IX by Prawoto, some of the goals of the G30S PKI were as follows:

Destroying the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI) and making it a communist country.

Removing the Indonesian Army and seizing government power.

Realizing the ideals of the PKI, namely making communist ideology in forming a government system that is used as a tool to realize a communist society.

Replacing the Pancasila ideology with communist ideology.

The coup carried out against President Soekarno was inseparable from a series of international communist activities.The spread of communist ideology carried out by the PKI raised suspicions from anti-communist groups. This action also increased competition between national political elites.

This suspicion gave rise to rumors in society, especially concerning the health of President Soekarno and the Army General Council. In the midst of this suspicion, Lieutenant Colonel Untung, Commander of Battalion I Kawal Regiment Cakrabirawa, a special force guarding the President, led a group of troops in carrying out armed action in Jakarta.

The troops moved to leave the Lubang Buaya area. This incident occurred at midnight, the change from Thursday, September 30, 1956 to Friday, October 1, 1965.

The coup, previously called Operation Takari, was changed to the September 30 movement. They kidnapped and killed high-ranking Army officers.The army's action on September 30 succeeded in kidnapping six high-ranking Army officers. 

The six generals who died in the G30S PKI incident included Lieutenant General Anumerta Ahmad Yani, Major General Raden Soeprapto, Major General Mas Tirtodarmo Haryono, Major General Siswondo Parman, Brigadier General Donald Isaac Panjaitan and Brigadier General Sutoyo Siswomiharjo. 

In addition, the aide to the Minister of Defense/Chief of the Army General Nasution, First Lieutenant Pierre Andreas Tendean and the bodyguard of Deputy Prime Minister II Dr. J. Leimena, Police Brigadier Satsuit Tubun also died. 

The general who survived the G30S PKI was AH Nasution. However, his daughter, Ade Irma Suryani Nasution, could not be saved. 

Meanwhile, the G30S PKI in Yogyakarta led by Major Mulyono resulted in the deaths of the Indonesian Army, Colonel Katamso and Lieutenant Colonel Sugiyono. 



Colonel Katamso was the Commander of Korem 072/Yogyakarta. Meanwhile, Lieutenant Colonel Sugiyono was the Chief of Staff of the Korem. Both were kidnapped and killed in Kentungan Village, north of Yogyakarta.

Happy Commemorating G30S PKI Day, "Your blood was spilled on the ancestral land, your soul guarded the uprightness of Indonesia, you are my hero, you are the glory of my country."