Rock On

Jumat, 28 Oktober 2022

HARI SUMPAH PEMUDA

ㅤㅤㅤㅤㅤHARI SUMPAH PEMUDA

   Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda!

   Pada Tanggal 28 Oktober diperingati Hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda menjadi cikal bakal pergerakan pemuda Indonesia, yang berjuang bersama dalam meraih kemerdekaan Republik Indonesia. Bagaimana sejarah Sumpah Pemuda? Sejarah Sumpah Pemuda, Sejarah Sumpah Pemuda dimulai dari Kongres Pemuda I yang berlangsung pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926.

   Kongres tersebut dihadiri berbagai organisasi kepemudaan dari berbagai daerah seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, Jong Bataks Bond serta Pemuda Kaum Theosofi. Kongres ini melahirkan beberapa gagasan, salah satunya pembentukan sebuah badan sentral yang bisa memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di kalangan pemuda. Namun karena adanya perbedaan pendapat, hasil kongres menjadi tidak tercapai. Dua tahun berselang, sebagian pemuda mencetuskan Kongres Pemuda II yang digelar 27-28 Oktober 1928. Panitia kongres ini berisi orang-orang yang berasal dari latar belakang organisasi pemuda. Diantaranya Soegondo Djojopoespito yang berasal dari Persatuan Pemuda Indonesia (PPI) terpilih menjadi ketua kongres, RM Joko Marsaid dari Jong Java sebagai wakil ketua, Moh Yamin dari Jong Sumateranen Bond sebagai sekretaris dan Amir Sjafruddin dari Jong Batak Bond sebagai bendahara. 

   Kongres Pemuda II digelar dengan tujuan melahirkan cita-cita semua perkumpulan pemuda pemuda Indonesia, membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia, serta memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia. Kongres Pemuda II ini kemudian melahirkan sebuah deklarasi yang dikenang hingga saat ini. Salah satu tokoh yang paling berjasa dalam merumuskan deklarasi tersebut adalah Moh Yamin. Saat kongres berlangsung, dia menuliskan gagasan “Sumpah Pemuda” dalam sebuah kertas. Kertas itu kemudian diberikan kepada Soegondo Djojopoespito sambil berbisik dalam bahasa Belanda “ik heb een elegante formule voor de resolutie” (saya mempunyai rumusan resolusi yang lebih luwes). Kertas itu berisi “satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia”. Selanjutnya Soegondo memberi paraf pada secarik kertas tersebut sebagai tanda ia setuju. Begitu halnya dengan peserta kongres lain juga menyepakati trilogi yang disusun Moh Yamin tersebut. 

   Berlandaskan pada trilogi itu, teks Sumpah Pemuda kemudian disempurnakan menjadi:
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.”
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.”
“Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.”








ㅤㅤㅤㅤㅤ  YOUTH PLEDGE DAY 

   Happy Youth Pledge Day! 

   Youth Pledge Day is celebrated on October 28. Youth Pledge become the forerunner Indonesian youth movement, which fight together to getting the independence of the Republic of Indonesia. What's inside of the history of youth oath? The history of the Youth Pledge The History of the Youth Pledge start from the Youth Congress I which took place on April 30 till May 2, 1926.

   The congress got attended by many and various youth organizations from various regions like Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Minahasaers students, Jong Bataks Bond and Theosophical Youth. This congress created several ideas, one of which was the establishment of a central body that could strengthen the sense of unity and integrity among youth. However, because of differences of opinion, the results of the congress were not achieved. Then two years later, Some of the youths made the second Youth Congress which was held from 27-28 October 1928. The committee of this congress consisted of people from youth organization backgrounds. among of them, Soegondo Djojopoespito that from Indonesian Youth Union (PPI) was elected as chairman of the congress, RM Joko Marsaid from Jong Java as vice chairman, Moh Yamin from Jong Sumatranen Bond as secretary and Amir Sjafruddin from Jong Batak Bond as treasurer.

   The Second Youth Congress was held with the aim of realizing the ideals of all Indonesian youth, discussing several issues of the movement of Indonesian youth, as well as cultivating national awareness and strengthening Indonesian unity. The Second Youth Congress then created a declaration that is remembered today. One of the figures who played a major role in drafting the declaration was Moh Yamin. At the congress, he wrote down the idea of ​​“Youth Pledge” on a piece of paper. The paper was then given to Soegondo Djojopoespito while whispering in Dutch “ik heb een elegante formule voor de resolutie” (I have a more flexible resolution formulation). The paper contains "one homeland, one nation, and one Indonesian language". Then Soegondo put his initials on the paper as a sign of approval. Likewise, other congress participants agreed to the trilogy compiled by Moh Yamin.

   Based on the trilogy, the text of the Youth Pledge was later refined into: 
"We, the sons and daughters of Indonesia, admit to shedding one blood, the homeland of Indonesia." 
"We, the sons and daughters of Indonesia, claim to be one nation, the Indonesian nation." 
"We, sons and daughters of Indonesia, uphold the language of unity, Indonesian." 

Minggu, 16 Oktober 2022

HARI PARLEMEN INDONESIA

ㅤㅤㅤㅤㅤHari Parlemen Indonesia 

   Selamat Memperingati Hari Parlemen Indonesia ! 

   Hari Parlemen Indonesia diperingati setiap tanggal 16 Oktober. Peringatan Hari Parlemen Indonesia menandai fungsi lembaga perwakilan untuk mewadahi aspirasi masyarakat sangatlah penting. Pada awalnya Parlemen Indonesia dibentuk pada zaman penjajahan Belanda dengan nama Volksraad atau Dewan Rakyat. Fungsi Volksraad pada saat itu, untuk menampung aspirasi masyarakat dibawah penjajahan Belanda.

   Setelah Indonesia merdeka, sebuah badan yang bisa mewakili aspirasi rakyat bernama Komite Nasional IndonesiaPusat (KNIP) dibentuk pada tanggal 29 Agustus 1945 dengan tugas utama membantu Presiden. Kemudian pada tanggal 16 Oktober 1945 Mohammad Hatta mengeluarkan Maklumat Nomor X yang mengubah tugas KNIP dari pembantu Presiden menjadi Presiden, untuk menyusun Undang - Undang, serta ikut menetapkan Garis - Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

   Maklumat Mohammad Hatta berdasarkan pertimbangan politik Internasional agar Indonesia diakui sebagai negara demokratis yang telah memiliki aparatur lengkap. Maklumat tersebut menjadi tonggak sejarah lahirnya parlemen di Indonesia, hingga saat ini pada tanggal 16 Oktober diperingati sebagai Hari Parlemen Indonesia. Wakil Ketua DPR RI M. Azis Syamsuddin mengatakan peringatan Hari Parlemen Nasional pada 16 Oktober dapat menjadi sebuah pijakan untuk Indonesia terus berkembang lebih baik sebagai wakil rakyat dalam mewakili kepentingan masyarakat dan bangsa untuk mencapai tujuan menjadi Indonesia Maju.

   “Mari buktikan kepada dunia bahwa kita dapat berubah dari yang sebelumnya negara berkembang menjadi negara maju, dengan selalu menjalankan tugas, pokok, dan fungsi (Tupoksi) DPR RI”. Untuk itu kita harus mengenang proses Volksraad pada zaman Belanda, kemudian Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) tahun 1945, hingga akhirnya menjadi sebuah Lembaga Perwakilan Rakyat saat ini yang bernama DPR RI.

   Semua pihak harus selalu mengingat peran dan jasa para pejuang Bangsa hingga akhirnya memiliki DPR RI yang berasaskan nilai-nilai Pancasila yang sangat demokratis. 

   Tampung Aspirasi, Wujudkan Kesejahteraan Rakyat ! 









ㅤㅤㅤㅤㅤIndonesian Parliament Day

   Happy Indonesian Parliament Day!

   Indonesian Parliament Day is celebrated every 16 October. Commemoration of Indonesian Parliament Day marks the very important function of representative institutions to accommodate people's aspirations. Initially, the Indonesian Parliament was formed during the 
Dutch colonial era under the name Volksraad or Dewan Rakyat. The function of the Volksraad at that time was to accommodate the aspirations of the people under Dutch colonial rule.

   After Indonesia's independence, a body that could represent the aspirations of the people named the Central Indonesian National Committee (KNIP) was formed on August 29, 1945 with the main task of assisting the President. Then on October 16, 1945 Mohammad Hatta issued Decree Number X which changed the duties of the KNIP from assistant to the President to become President, to draft laws, and to participate in establishing the Outlines of 
State Policy (GBHN).

   Mohammad Hatta's edict was based on international political 
considerations so that Indonesia was recognized as a democratic country that already had a complete apparatus. This edict became a milestone in the history of the birth of a parliament in Indonesia, until now October 16 is celebrated as Indonesian Parliament Day. Deputy 
Speaker of the House of Representatives, M. Azis Syamsuddin, said that the commemoration of National Parliament Day on October 16 could be a foothold for Indonesia to continue to develop better as a representative of the people in representing the interests of society and the nation to achieve the goal of becoming an Advanced Indonesia.

   "Let's prove to the world that we can change from being a developing country to a developed country, by always carrying out the duties, principals, and functions of the DPR RI". For that we must remember the Volksraad process in the Dutch era, then the Central Indonesian National Committee (KNIP) 
in 1945, until it finally became a People's Representative Institution today called the DPR RI. 

   All parties must always remember the role and services of the Nation's fighters to finally have a DPR RI based on the very democratic values of Pancasila.

   Accommodate Aspirations, Realize People's Welfare!