Memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 BE
Selamat Memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 BE!
Menurut sejarahnya, Waisak adalah festival umat Buddha buat merayakan Buddha Gautama sebagai Guru Agung atau Guru Spiritual sekitar pada abad ke-5 SM. Buddha Gautama atau Siddharta Gautama terlahir sebagai guru serta punya pemikiran yang bernilai. Pemikirannya, yaitu kemewahan dan kekayaan nggak akan dapat menjamin kebahagiaan seorang manusia. Siddharta Gautama pun mendapat pencerahan saat berada di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya. Sekarang, pohon tersebut jadi tempat yang bersejarah buat agama Buddha di negara India.
Sementara itu, dikisahkan bahwa Buddha Gautama pun berkeliling sebagai tunawisma sembari belajar untuk bermeditasi dalam kurun waktu sekitar enam tahun. Dalam perjalanannya, sang Buddha juga terus belajar dan mempraktikkan kehidupan asketisme, yang berarti hidup tanpa kenikmatan duniawi untuk memperoleh keuntungan dari segi spiritual. Setelah mendapat pencerahan sempurna, Buddha Gautama lantas memberikan ilmu kepada orang lain buat mencapai jalan kebebasan, agar terbebas dari semua ketidaktahuan, keluar dari berbagai nafsu keinginan, dan terlahir kembali setelah mengalami penderitaan.
Setelah perjalanan Buddha, di tahun 1950, negara Sri Langka menyelenggarakan konferensi pertama dengan tema Persekutuan Buddhis Sedunia yang juga disebut World Fellowship of Buddhists. Konferensi ini bertujuan untuk merayakan Waisak, yaitu perayaan hari lahir Buddha bersamaan di sejumlah negara. Adapun sekilas sejarah tentang kehidupan Buddha Gautama, akhirnya menjadi nilai penting bagi para umat Buddha, seperti halnya kelahiran menuju pencerahan sempurna, juga perjalanan kematian Buddha Gautama.
Di samping itu, sang Buddha menyebarkan agama Buddha ke berbagai penjuru dunia, tapi tetap, setiap negara merayakan hari Waisak pada waktu dan dengan cara yang berbeda-beda. Sebagai contoh pada tahun 2022, Indonesia, India, dan Nepal merayakan Waisak pada 16 Mei. Sementara, di Singapura, Sri Lanka, dan Thailand, umat Buddha merayakannya pada 15 Mei. Sedangkan, di Vietnam, China, dan Filipina, Waisak jatuh pada tanggal 8 Mei.
Hari raya Waisak punya makna yang erat kaitannya dengan Trisuci Waisak, yaitu tiga peristiwa penting. Penjelasannya adalah sebagai berikut. Makna hari raya Waisak yang pertama yaitu kelahiran Siddharta Gautama, yaitu seorang pangeran sekaligus putra Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya. Siddharta lahir di Taman Lumbini pada tahun 623 SM atau Sebelum Masehi.
Pada masa kelahirannya, kondisi Siddharta Gautama bersih tanpa noda sama sekali, dia juga dapat berdiri tegak dan bisa langsung berjalan, nggak seperti bayi yang baru lahir pada umumnya. Kelahiran Siddharta Gautama ke dunia ini merupakan tanda bahwa dirinya kelak bakal menjadi calon Buddha yang mencapai tingkat kebahagiaan yang paling tinggi. Makna hari raya Waisak yang kedua yaitu Penerapan Agung yang diperoleh Siddharta Gautama. Setelah dirinya lahir, ada ramalan dari pimpinan Asita Kaladewala, bahwa di masa mendatang, Siddharta Gautama bakal jadi seorang Chakrawatin atau Maharaja Dunia. Usai kelahirannya, di usianya yang ke-35 tahun, Siddharta Gautama memperoleh Penerangan Agung, lantas dirinya menjadi Buddha di Bodh Gaya saat tiba bulan Waisak.
Kemudian, dalam kurun waktu 45 tahun seusai mendapat Penerangan Agung, Sang Buddha Gautama pergi mengembara untuk menyebarkan kebenaran yang juga disebut dengan Dharma. Makna hari raya Waisak yang ketiga yaitu Parinibbana. Pada 543 SM terjadi kematian sang Buddha Gautama di usianya yang ke-80 tahun. Setelah sang Buddha tiada, para pengikutnya lantas melakukan sujud untuk penghormatan terakhir kepada sang Buddha. Dari ketiga peristiwa penting yang telah disebutkan, dilaksanakanlah konferensi yang bertempat di Sri Lanka di tahun 1950. Kemudian, ditetapkan hari raya Waisak setiap tahunnya jatuh pada bulan Mei atau saat muncul bulan purnama. Tanggalnya bisa berbeda setiap tahun, tapi bulannya tetap Mei. Hari raya Waisak dirayakan melalui rangkaian tiga acara penting dengan tahapan sebagai berikut. Pada tahapan pertama, akan dilaksanakan pengambilan air berkat yang bertempat di sumber mata air Umbul Jumprit. Ini adalah sumber mata air yang berlokasi di Kabupaten Temanggung. Acara ini dilaksanakan serta aktivitas menyalakan obor yang berasal dari sumber api abadi Mrapen di Kabupaten Grobogan. Untuk tahapan kedua, yaitu ritual Pindapatta.
Ini adalah ritual yang merupakan ajang buat memberikan sumbangan atau donasi–dapat berupa dana, makanan, atau kebutuhan lain–yang diserahkan kepada biksu atau bikkhu.
Adapun tujuannya yaitu memberi kesempatan bagi setiap umat buat melakukan kebaikan dan kebajikan. Di tahapan ketiga, ada meditasi. Pelaksanaan meditasi yaitu pada saat detik-detik puncaknya bulan purnama atau dilaksanakan sebelum hari raya Waisak. Adapun bulan purnama ditentukan nggak dengan sembarang cara, melainkan mengikuti perhitungan falak, jadi puncaknya juga bisa terjadi ketika siang hari. Usai tiga tahapan prosesi dalam hari raya Waisak, ada juga pelaksanaan pradaksina, pawai, serta acara kesenian.
Pradaksina atau juga disebut parikrama adalah kegiatan penghormatan yang dilakukan dengan cara tiga kali mengelilingi objek pemujaan, di antaranya stupa, Pratima Buddha, atau pohon Bodhi. Penghormatan tersebut dilaksanakan secara bersamaan dengan melakukan meditasi, sembari berjalan searah dengan jarum jam. Saat berlangsungnya pradaksina, maka harus ada orang lain untuk menjaga peserta, dengan tujuan agar posisinya tetap berada di sebelah kanan objek pemujaan. Kemudian, penutupan pradaksina dilaksanakan dengan meletakkan bunga teratai dari kertas di pinggir candi. Pradaksina bertujuan untuk mengelilingi relief serta stupa candi dengan makna kebaikan yang tinggi, terutama di bulan suci Waisak. Waktu tersebut adalah hari umat Buddha berkali-kali melakukan kebaikan, serta memperoleh kebijaksanaan dengan berkali lipa
Selamat Memperingati Hari Raya Tri Waisak 2568 BE,
“Semoga ajaran Buddha membimbing anda dan memberkati anda dengan damai sepanjang hidup.”
Commemorating the Holy Waisak Tri Festival 2568
Congratulations to commemorate the Holy Waisak 2568 BE!
Historically, Vesak is the Buddhist festival to celebrate Gautama Buddha as a great teacher or spiritual teacher around the 5th century BC. Buddha Gautama or Siddharta Gautama was born as a teacher and had valuable thinking. His thoughts, namely luxury and wealth will not be able to guarantee a human happiness. Siddharta Gautama also received enlightenment while under the Bodhi tree in the Bodh style. Now, the tree is a historic place for Buddhism in India. Meanwhile, it was told that Gautama Buddha traveled as a homeless while learning to meditate in about six years.
On his way, the Buddha also continued to learn and practice the life of asceticism, which means living without worldly pleasure to benefit from spiritual aspects. After receiving perfect enlightenment, Gautama Buddha then gave knowledge to other people to reach the path of freedom, so that it was free from all ignorance, out of various desires, and was reborn after suffering. After the Buddha's journey, in 1950, the Sri Langka state held the first conference with the theme of the World Buddhist Guild which was also called the World Fellowship of Buddhists. This conference aims to celebrate Vesak, namely the celebration of the Buddha's birthday together in a number of countries. As for a glimpse of the history of Gautama Buddhist life, it finally became an important value for Buddhists, as was the birth of perfect enlightenment, also the journey of Gautama Buddha's death.
In addition, the Buddha spread Buddhism to various parts of the world, but still, every country celebrates Vesak Day at the time and in different ways. For example, in 2022, Indonesia, India, and Nepal celebrated Vesak on May 16. Meanwhile, in Singapore, Sri Lanka, and Thailand, Buddhists celebrate on May 15. Meanwhile, in Vietnam, China and the Philippines, Vesak fell on May 8. Waisak holiday has the meaning that is closely related to trisuci vesak, which is three important events. The explanation is as follows. The meaning of the first Vesak Day is the birth of Siddharta Gautama, namely a prince and son of Raja Suddhodana and Ratu Mahamaya. Siddharta was born in Lumbini Park in 623 BC or before AD. In his birth, the condition of Siddharta Gautama was clean without stains at all, he could also stand upright and could immediately walk, not like a newborn baby in general.
Birth of Siddharta Gautama to this world is a sign that he will later become a candidate for Buddhism which reaches the highest level of happiness. The second meaning of the Vesak Day is the application of the Great obtained by Siddharta Gautama. After he was born, there was a forecast from the leadership of Asita Kaladewala, that in the future, Siddharta Gautama will be a chakraawatin or the world of Maharaja. After his birth, at the age of 35 years, Siddharta Gautama obtained Agung lighting, then he became a Buddha in the Bodh style when he arrived at Vesak. Then, within 45 years after receiving the great lighting, the Buddha Gautama went to wander to spread the truth which was also called Dharma. The meaning of the third waisak holiday is Parinibbana. In 543 BC there was death of the Buddha Gautama at the age of 80 years. After the Buddha was gone, his followers then made prostration for the last respect for the Buddha. Of the three important events mentioned, the conference was held in Sri Lanka in 1950. Then, the feast of Vesak fell every year in May or when a full moon appeared.
The date can be different every year, but the month remains May. Waisak is celebrated through a series of three important events with the following stages. At the first stage, the granted water will be carried out will be held at the Jumprit Banners. This is a spring source located in Temanggung Regency. This event was held and the activity of ignoring a torch originating from the source of the last of the Mrapen Fire in Grobogan Regency. For the second stage, namely the Pindapatta ritual. This is a ritual which is a venue for contributing or donations in the form of funds, food, or other needs - which is submitted to the monk or bikkhu. The aim is to provide opportunities for every human being to do good and virtue. At the third stage, there is meditation. Implementation of meditation, namely at the time of the peak of the full moon or carried out before the Vesak feast. The full moon is determined not with any way, but follows the calculation of Falak, so the peak can also occur during the day. After the three stages of the procession in Vesak feast, there is also the implementation of Pradaksina, Parade, and Arts.
Pradaksina or also called Parikrama is a respectful activity carried out in a way three times surrounding the adjury, including the stupa, Buddhist Pratima, or Bodhi tree. The respect was carried out simultaneously by doing meditation, while walking in the same hour. During Pradaksina, there must be someone else to look after the participants, with the aim that the position remains to the right of the worship object. Then, the closing of Pradaksina was carried out by placing lotus flowers from the paper on the edge of the temple. Pradaksina aims to surround the relief and temple stupas with high meaning of goodness, especially in the holy month of Vesak. This time is the day of Buddhism many times to do good, and gain wisdom with lipe
Welcome to commemorate the
Hari Raya Tri Waisak 2568 BE,
"May the Buddha's teachings guide you and bless you in peace throughout life."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar