Rock On

Minggu, 28 Oktober 2018

Hari Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila
Pada tanggal 30 September 1965, terjadi tragedi yang dinamakan Gerakan 30 September (G30S). Akan tetapi otoritas militer dan kelompok keagamaan terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila Menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia, dan membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965–1966.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekertapañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sejarah hari Kesaktian Pancasila berawal dari adanya gerakan 30S/PKI pada tanggal 30 september 1965. Pada kejadian itu pendukung ideologi komunis (PKI) melakukan pemberontakan dan akan melakukan kudeta. Meskipun dalam peristiwa itu 6 Jenderal terbunuh, kudeta dinyatakan berhasil digagalkan dengan Gerakan 1 Oktober yang dipimpin oleh Bapak Soeharto. Karenanya, pada saat kepemimpinan bapak soeharto, tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. 
 











Pancasila Sancity Day
On September 30, 1965, there was a tragedy called the September 30 Movement (G30S). However, the largest military and religious groups at that time spread the word that the incident was an attempt by the PKI to change the element of Pancasila into a communist ideology, to dissolve the Indonesian Communist Party, and justify the 1965-1966 massacre in Indonesia.
Pancasila is a basic ideology for the Indonesian state. This name consists of two Sanskrit words: pañca means five and śīla means principle or principle. Pancasila is a formulation and guidance for the life of nation and state for all Indonesian people.
The history of the day of Pancasila Power began with the 30S / PKI movement on 30 September 1965. On this occasion supporters of communist ideology (PKI) carried out a rebellion and would conduct a coup. Although in that incident 6 Generals were killed, the coup was declared foiled by the October 1 Movement led by Mr. Soeharto. Therefore, at the time of Soeharto's leadership, October 1 was designated as the Pancasila Day of Power.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar