HUT Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS)
Selamat Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-71 Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS).
Pada tanggal 16 April diperingati berdirinya satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Indonesia. Kopassus merupakan satu pasukan khusus milik TNI Angkatan Darat. Kopassus adalah prajurit yang mampu menguasai berbagai macam taktik dan teknik ilmu perang khusus, mahir, serta handal dan bergerak secara cepat di berbagai medan, baik itu medan darat, laut, dan udara.
Kopassus memiliki jiwa patriotik yang tinggi serta senantiasa bersedia melaksanakan tugas pokok dan siap menghadapi berbagai ancaman, gangguan hambatan dan tantangan NKRI berdasarkan Pancasila. Prajurit Kopassus dikenal sebagai “Pasukan Baret Merah” karena atribut baret merah yang mereka gunakan. Baret itu dilengkapi lambang Tribuana Candraca Satya Dharma yang berarti prajurit yang telah menguasai taktik dan teknik ilmu perang khusus, mahir dan andal bergerak secara cepat di berbagai medan. Moto Kopassus adalah “Lebih baik pulang nama daripada gagal di medan laga”.
Pada bulan Juli 1950, muncul pemberontakan di Maluku oleh kelompok yang menamakan diri sebagai Republik Maluku Selatan (RMS). Saat itu, Pimpinan Angkatan Perang RI segera mengerahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut. Operasi itu dipimpin oleh Panglima Tentara Teritorium III Kolonel A.E Kawilarang, sedangkan komandan operasinya ditunjuk Letkol Slamet Riyadi.
Operasi tersebut berhasil menghancurkan pemberontakan tersebut, namun banyak anggota TNI yang gugur. Setelah melakukan pengkajian pada beberapa pertempuran, disimpulkan bahwa musuh dengan kekuatan relatif lebih kecil mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar. Hal ini dikarenakan semangat pasukan musuh yang lebih tinggi dan perlengkapannya lebih lengkap disertai taktik, gerakan perorangan, dan pengalaman tempur yang baik didukung oleh kemampuan tembak tepat.
Akhirnya, Letkol Slamet Riyadi mempelopori pembentukan suatu satuan prajurit yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran, sekalipun di medan yang berat. Namun, Letkol Slamet Riyadi gugur dalam satu pertempuran di kota Ambon, kemudian gagasan itu dilanjutkan oleh Kolonel A.E Kawilarang. Lalu, pada 16 April 1952, dibentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang merupakan cikal bakal Kopassus melalui Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III Nomor 55/Instr/PDS/52.
Komandan pertama yang memimpin satuan ini adalah Mayor Moch Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL atau tentara kerajaan Hindia Belanda yang pernah bergabung dengan Korps Speciale Troopen dan pernah bertempur di Perang Dunia II.
Satuan komando ini sempat beberapa kali berganti nama, antara lain:
1. Tahun 1952, Kesatuan Komando Teritorium III berganti jadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD).
2. Tahun 1953, nama itu diubah menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD).
3. Tahun 1955, kembali berganti jadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD).
4. Tahun 1966, satuan ini kembali berganti nama menjadi Pusat Pasukan Khusus TNI AD
(PUSPASUS TNI AD).
5. Tahun 1971, berganti jadi Komando Pasukan Sandhi Yudha (KOPASSANDHA).
Selamat Memperingati Hari Ulang Tahun Komando Pasukan Khusus Ke-71 (HUT KOPASSUS Ke-71)
“Kopassus Ku, Kopassus Kita, Kopassus Patriot, dan Kopassus untuk Indonesia”.
Commemorating troop command day
Congratulations commemorating the 71st Anniversary of the special forces Command (HUT KOPASSUS Anniversary)
Commemorating the establishment of the Special Forces Command (Kopassus) unit in Indonesia on April 16. Kopassus is one of the special forces of the Indonesian Army.What is Kopassus? Kopassus is a soldier who is able to master various kinds oftactics and techniques of special warfare, proficient, reliable and fast-moving in a variety of terrains, be it land, sea or air. Various terrains, be it land, sea, and air.
Kopassus has a high patriotic spirit patriotic spirit and is always willing to carry out its main tasks and is ready to face various threats, obstacles and challenges of the Republic of Indonesia. Threats, obstacles and challenges of the Republic of Indonesia based on Pancasila. Kopassus soldiers are known as the “Red Beret Troops” because of the red beret they wear. The beret is equipped with the Tribuana Candraca Satya Dharma symbol, which means soldiers who have mastered the tactics and techniques of warfare science.have mastered the tactics and techniques of special warfare science, are proficient and riliable in moving quickly in various terrains. Kopassus’ motto is “It is better to go home with a name than to fail on the field of battle”.
On July 1950, a rebellion arose in Maluku by a group calling itself the Republic of South
Maluku (RMS). The operation was led by the Commander of Territorial Army III Colonel A.E. Kawilarang, while the operation commander was Lieutenant Colonel Slamet Riyadi.
The operation succeeded in crushing the rebellion, but many TNI members died.After conducting a study of several battles, it was concluded that the enemy with relatively smaller forces was able to thwart TNI attacks whose strength was much greater. This was due to the higher morale of the enemy troops and more complete equipment accompanied by good tactics, individual movements, and combat experience supported by the ability to shoot accurately. Finally, Lieutenant Colonel Slamet Riyadi pioneered the formation of a soldier unit that could be moved quickly and precisely to face various targets, even in heavy terrain.
However, Lieutenant Colonel Slamet Riyadi died in a battle in the city of Ambon, then the idea was continued by Colonel A.E Kawilarang.Then, on April 16, 1952, the Territorial Command Unit III was formed which was the forerunner of Kopassus through the Instruction of the Commander of the Army and Territorial III Number55/Instr/PDS/52.
The first commander to lead this unit was Major Moch Idjon Djanbi, a former KNIL Captain or Dutch East Indies royal army who had joined the Speciale Troopen Corps and had fought in World War II.
The commando unit changed its name several times, including:
1. On 1952, the Territorial Command Unit III changed to the Army Commando Regiment (RPKAD).
2. On 1953, the name was changed to the Army Commando Unit (KKAD).
3. On 1955, it was again changed to the Army Commando Regiment (RPKAD).
4. On 1966, this unit again changed its name to the Special Forces Center of the Indonesian Army (PUSPASUS TNI AD).
5. On 1971, it changed to Komando Pasukan Sandhi Yudha.
Congratulations commemorating the 71st Anniversary of the special forces Command (HUT KOPASSUS Anniversary)
”My kopassus,Our kopassus,Kopasuas Patriot,and kopassus for Indonesia”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar