Rock On

Rabu, 25 Desember 2024

SELAMAT MEMPERINGATI HARI NATAL

Memperingati Hari Natal 2024

Selamat Memperingati Hari Natal 2024!

Umat kristiani di seluruh dunia merayakan Hari Natal setiap 25 Desember. Natal merupakan perayaan hari kelahiran YesusKristus.

Dalam bahasa Inggris, Natal disebut Chrismas yang artinyaMass of Chirst atau Christ Mass. Itu diartikan sebagai hari untukmerayakan kelahiran Yesus.

Perayaan Natal sudah ada selama dua milenium. Perayaan diisidengan hal yang bersifat religius dan sekuler.

Umat Kristiani merayakan Natal untuk memperingati kelahiranYesus. Biasanya, mereka bertukar hadiah, mendekorasi pohonnatal, misa di gereja, berbagi makanan dengan keluarga danteman, hingga menunggu kedatangan Sinterklas. Di AmerikaSerikat, Hari Natal telah menjadi hari libur federal sejak 1870.

Awal Mula Perayaan Natal

Berabad-abad sebelum kedatangan Yesus, orang Eropabersukacita selama titik balik musim dingin. Ketika musimdingin telah berakhir, mereka menantikan hari yang lebihpanjang dengan sinar matahari yang lebih panjang.

Semua orang berpesta sampai kayu-kayu tersebut habis dibakar, sekitar 12 hari. Sapi dan babi disembelih sehingga mereka tidakperlu memberi makan hewan ternak selama musim dingin.

Di Roma yang tidak memiliki musim dingin ekstrem, merekamerayakan Saturnalia. Itu merupakan perayaan yang dilakukanuntuk menghormati Dewa Saturnus, sang dewa pertanian.

Perayaan itu digelar pada minggu menjelang titik balik mataharimusim dingin dan berlanjut selama sebulan penuh. Itumerupakan masa hedonistik di mana makanan dan minumanberlimpah.

Selama sebulan, budak akan menjadi tuan, para petanimenguasai kota. Bisnis dan sekolah akan ditutup sehinggasemua orang dapat ikut bersenang-senang.

Selain Saturnalia, mereka juga merayakan Juvenilia, yaitu pestauntuk menghormati anak-anak Roma. Anggota kelas atas jugaseringkali merayakan hari lahir Mithra, yaitu dewa matahariyang tak terkalahkan pada 25 Desember. Ulang tahun Mithradipercaya sebagai hari yang paling sakral dalam satu tahun.

Di awal tahun kekristenan, kelahiran Yesus tidak pernahdirayakan. Namun pada abad keempat, bapak gerejamemutuskan melembagakan kelahiran Yesus sebagai hari libur.

Tanggal kelahiran Yesus tidak disebutkan dalam Alkitab. NamunPaus Julius I memilih 25 Desember sebagai pesta kelahiranYesus.

Sehingga Natal digelar pada waktu yang sama dengan festival titik balik Matahari di musim dingin. Para pemimpin gerejamengukuhkan Natal dirayakan setiap tahun pada 25 Desember.

Umat kristiani berbagi kasih di momen Natal. Natal dirayakandengan meriah. Ada lagu natal, ornamen hingga pohon natal digereja-gereja, pusat perbelanjaan hingga perkantoran.

Natal juga identik dengan sosok Sinterklas yang digambarkansebagai kakek bertubuh tambun, ramah, berjanggut putih danberkacamata. Ia mengenakan topi dan setelan hangat berwarnamerah dengan kerah bulu-bulu putih. Ia juga membawa tas besarberisi hadiah untuk anak-anak baik.

Meski demikian, Natal tetap berfokus pada rasa syukur kepadaTuhan. Makna yang terpenting dalam Natal lebih kepadakelahiran Yesus.

Kelahiran Yesus diyakini sebagai bentuk kasih sayang Tuhankepada hamba. Yang mana Tuhan menginginkan hamba bisadiselamatkan dari dosa-dosa.

Celebrating Christmas 2024

Merry Christmas 2024!

Christians around the world celebrate Christmas every December 25th. Christmas is a celebration of the

birth of Jesus Christ. In English, Christmas is called Chrismas which means Mass of Chirst or Christ

Mass. It is interpreted as a day to celebrate the birth of Jesus. Christmas celebrations have been around for

two millennia. The celebration is filled with religious and secular things.

Christians celebrate Christmas to commemorate the birth of Jesus. Usually, they exchange gifts, decorate

Christmas trees, attend mass at church, share food with family and friends, and wait for the arrival of

Santa Claus. In the United States, Christmas Day has been a federal holiday since 1870. The Beginning of

Christmas Centuries before the arrival of Jesus, Europeans rejoiced during the winter solstice. When

winter was over, they looked forward to longer days with more sunlight. Everyone partied until the wood

was burned, about 12 days. Cows and pigs were slaughtered so that they would not have to feed the

livestock during the winter. In Rome, which did not have a severe winter, they celebrated Saturnalia. It was

a celebration held in honor of the god Saturn, the god of agriculture. The celebration was held in the week

leading up to the winter solstice and continued for a whole month. It was a hedonistic time where food

and drink were abundant. For a month, slaves would become masters, and farmers ruled the city.

Businesses and schools would close so that everyone could join in the fun. In addition to Saturnalia, they

also celebrated Juvenilia, a festival honoring the children of Rome. Members of the upper class also often

celebrated the birthday of Mithras, the invincible sun god, on December 25. Mithra's birthday was

believed to be the most sacred day of the year. In the early Christian year, the birth of Jesus was never

celebrated. However, in the fourth century, the church fathers decided to institute the birth of Jesus as a

holiday. The date of Jesus' birth is not mentioned in the Bible. However, Pope Julius I chose December 25

as the feast of Jesus' birth.

So Christmas was held at the same time as the winter solstice festival. Church leaders confirmed that

Christmas would be celebrated every year on December 25.

Christians share love at Christmas. Christmas is celebrated with great joy. There are Christmas songs,

ornaments and Christmas trees in churches, shopping centers and offices. Christmas is also identical with

the figure of Santa Claus who is depicted as a chubby, friendly grandfather, with a white beard and glasses.

He wears a hat and a warm red suit with a white fur collar. He also carries a large bag filled with gifts for

good children. However, Christmas still focuses on gratitude to God. The most important meaning in

Christmas is more about the birth of Jesus. The birth of Jesus is believed to be a form of God's love for his

servants. Which God wants his servants to be saved from sins.

Merry Christmas,

“May the harmony of Christmas warm your home and fill your heart with boundless joy.


Selamat Memperingati Hari Natal, “Semogakeharmonisan Natal menghangatkan rumahmu danmemenuhi hatimu dengan sukacita yang tak terbatas.”


Sabtu, 21 Desember 2024

SELAMAT MEMPERINGATI HARI IBU

Memperingati Hari Ibu Nasional 2024

Selamat Memperingati Hari Ibu Nasional 2024!

Tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu merujuk pada hari pertama penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 Desember 1928. Kongres Perempuan Indonesia I diselenggarakan selama empat hari, yakni pada 22-25 Desember 1928, di gedung Dalem Joyodipuran, Yogyakarta.

Kongres Perempuan Indonesia I merupakan momentum bersejarah bagi pergerakan dan perjuangan perempuan. Sebelum penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I, para perempuan terpelajar telah aktif dalam pergerakan dengan bergabung dalam organisasi-organisasi pemuda, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Islamieten Bond, dan lain-lain.

Diilhami oleh gagasan kedudukan perempuan dalam masyarakat Indonesia yang disampaikan oleh Bahder Djohan dalam Kongres Pemuda I pada 1926, para perempuan mulai memperjuangkan emansipasinya, terutama di bidang politik dan pendidikan.

Setelah Kongres Pemuda II yang digelar pada Oktober 1928, pengaruh kebangsaan semakin berkobar dalam pergerakan perempuan. Atas dasar persatuan dan kebangsaan, organisasi-organisasi perempuan sepakat mengadakan kongres.

Kongres Perempuan Indonesia I digagas oleh tujuh organisasi perempuan, yang diketuai oleh RA Soekonto. Kongres Perempuan Indonesia I terlaksana pada 22-25 Desember 1928, di Yogyakarta. Tujuan Kongres Perempuan Indonesia I adalah untuk menyatukan seluruh organisasi perempuan saat itu di dalam suatu badan federasi tanpa memandang latar belakang agama, politik, dan kedudukan sosial dalam masyarakat.

Kongres Perempuan Indonesia I dihadiri sekitar 1.000 orang, yang terdiri dari 30 organisasi perempuan dari Jawa dan Sumatera, serta perwakilan dari organisasi laki-laki, seperti Budi Utomo, Partai Nasional Indonesia (PNI), Pemuda Indonesia, Partai Sarekat Islam, Walfadjri, Jong Java, Jong Madura, Muhammadiyah, dan Jong Islaminten Bond. Hal utama yang dibahas dalam Kongres Perempuan Indonesia I adalah tentang pendidikan, perkawinan, dan perlindungan perempuan dan anak-anak.

Salah satu hasil penting dari penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia II yakni mendirikan Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI).

Kongres Perempuan Indonesia I merupakan peristiwa bersejarah bagi kebangkitan kaum perempuan dalam merebut kemerdekaan dan memperjuangkan hak-hak mereka. Oleh sebab itu, untuk menghargai jasa para tokoh perempuan dan para ibu di Indonesia, hari pertama penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 Desember 1928 ditetapkan sebagai Hari Ibu.

 

Selamat Hari Ibu Nasional, “Hari di mana kita merayakan keajaiban cinta seorang ibu, pahlawan tanpa tanda jasa yang selalu menghadirkan kehangatan dalam keluarga kita.”

Happy National Mother's Day 2024!

December 22nd was designated as Mother's Day referring to the first day of the First Indonesian Women's

Congress on December 22nd, 1928. The First Indonesian Women's Congress was held for four days,

namely on December 22-25, 1928, at the Dalem Joyodipuran building, Y ogyakarta. The First Indonesian

Women's Congress was a historic moment for the women's movement and struggle. Before the First

Indonesian Women's Congress, educated women had been active in the movement by joining youth

organizations, such as Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Islamieten Bond, and others.

Inspired by the idea of the position of women in Indonesian society conveyed by Bahder Djohan at the

First Y outh Congress in 1926, women began to fight for their emancipation, especially in the fields of

politics and education.

After the Second Y outh Congress held in October 1928, the influence of nationalism grew stronger in the

women's movement. On the basis of unity and nationality, women's organizations agreed to hold a

congress. The First Indonesian Women's Congress was initiated by seven women's organizations, chaired

by RA Soekonto. The First Indonesian Women's Congress was held on December 22-25, 1928, in

Y ogyakarta. The aim of the First Indonesian Women's Congress was to unite all women's organizations at

that time in a federation without regard to religious background, politics, and social status in society.

The First Indonesian Women's Congress was attended by around 1,000 people, consisting of 30 women's

organizations from Java and Sumatra, as well as representatives from men's organizations, such as Budi

Utomo, the Indonesian National Party (PNI), Indonesian Y outh, the Islamic Union Party, Walfadjri, Jong

Java, Jong Madura, Muhammadiyah, and Jong Islaminten Bond. The main issues discussed in the First

Indonesian Women's Congress were education, marriage, and the protection of women and children.

One of the important results of the Second Indonesian Women's Congress was the establishment of the

Indonesian Women's Association (PPPI).

The First Indonesian Women's Congress was a historic event for the rise of women in gaining

independence and fighting for their rights. Therefore, to appreciate the services of women figures and

mothers in Indonesia, the first day of the First Indonesian Women's Congress on December 22, 1928 was

designated as Mother's Day.

Happy National Mother's Day,

"A day where we celebrate the miracle of a mother's love, an unsung her who always brings warmth to our families.”