Rock On

Sabtu, 21 Desember 2024

SELAMAT MEMPERINGATI HARI IBU

Memperingati Hari Ibu Nasional 2024

Selamat Memperingati Hari Ibu Nasional 2024!

Tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu merujuk pada hari pertama penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 Desember 1928. Kongres Perempuan Indonesia I diselenggarakan selama empat hari, yakni pada 22-25 Desember 1928, di gedung Dalem Joyodipuran, Yogyakarta.

Kongres Perempuan Indonesia I merupakan momentum bersejarah bagi pergerakan dan perjuangan perempuan. Sebelum penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I, para perempuan terpelajar telah aktif dalam pergerakan dengan bergabung dalam organisasi-organisasi pemuda, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Islamieten Bond, dan lain-lain.

Diilhami oleh gagasan kedudukan perempuan dalam masyarakat Indonesia yang disampaikan oleh Bahder Djohan dalam Kongres Pemuda I pada 1926, para perempuan mulai memperjuangkan emansipasinya, terutama di bidang politik dan pendidikan.

Setelah Kongres Pemuda II yang digelar pada Oktober 1928, pengaruh kebangsaan semakin berkobar dalam pergerakan perempuan. Atas dasar persatuan dan kebangsaan, organisasi-organisasi perempuan sepakat mengadakan kongres.

Kongres Perempuan Indonesia I digagas oleh tujuh organisasi perempuan, yang diketuai oleh RA Soekonto. Kongres Perempuan Indonesia I terlaksana pada 22-25 Desember 1928, di Yogyakarta. Tujuan Kongres Perempuan Indonesia I adalah untuk menyatukan seluruh organisasi perempuan saat itu di dalam suatu badan federasi tanpa memandang latar belakang agama, politik, dan kedudukan sosial dalam masyarakat.

Kongres Perempuan Indonesia I dihadiri sekitar 1.000 orang, yang terdiri dari 30 organisasi perempuan dari Jawa dan Sumatera, serta perwakilan dari organisasi laki-laki, seperti Budi Utomo, Partai Nasional Indonesia (PNI), Pemuda Indonesia, Partai Sarekat Islam, Walfadjri, Jong Java, Jong Madura, Muhammadiyah, dan Jong Islaminten Bond. Hal utama yang dibahas dalam Kongres Perempuan Indonesia I adalah tentang pendidikan, perkawinan, dan perlindungan perempuan dan anak-anak.

Salah satu hasil penting dari penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia II yakni mendirikan Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI).

Kongres Perempuan Indonesia I merupakan peristiwa bersejarah bagi kebangkitan kaum perempuan dalam merebut kemerdekaan dan memperjuangkan hak-hak mereka. Oleh sebab itu, untuk menghargai jasa para tokoh perempuan dan para ibu di Indonesia, hari pertama penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22 Desember 1928 ditetapkan sebagai Hari Ibu.

 

Selamat Hari Ibu Nasional, “Hari di mana kita merayakan keajaiban cinta seorang ibu, pahlawan tanpa tanda jasa yang selalu menghadirkan kehangatan dalam keluarga kita.”

Happy National Mother's Day 2024!

December 22nd was designated as Mother's Day referring to the first day of the First Indonesian Women's

Congress on December 22nd, 1928. The First Indonesian Women's Congress was held for four days,

namely on December 22-25, 1928, at the Dalem Joyodipuran building, Y ogyakarta. The First Indonesian

Women's Congress was a historic moment for the women's movement and struggle. Before the First

Indonesian Women's Congress, educated women had been active in the movement by joining youth

organizations, such as Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Islamieten Bond, and others.

Inspired by the idea of the position of women in Indonesian society conveyed by Bahder Djohan at the

First Y outh Congress in 1926, women began to fight for their emancipation, especially in the fields of

politics and education.

After the Second Y outh Congress held in October 1928, the influence of nationalism grew stronger in the

women's movement. On the basis of unity and nationality, women's organizations agreed to hold a

congress. The First Indonesian Women's Congress was initiated by seven women's organizations, chaired

by RA Soekonto. The First Indonesian Women's Congress was held on December 22-25, 1928, in

Y ogyakarta. The aim of the First Indonesian Women's Congress was to unite all women's organizations at

that time in a federation without regard to religious background, politics, and social status in society.

The First Indonesian Women's Congress was attended by around 1,000 people, consisting of 30 women's

organizations from Java and Sumatra, as well as representatives from men's organizations, such as Budi

Utomo, the Indonesian National Party (PNI), Indonesian Y outh, the Islamic Union Party, Walfadjri, Jong

Java, Jong Madura, Muhammadiyah, and Jong Islaminten Bond. The main issues discussed in the First

Indonesian Women's Congress were education, marriage, and the protection of women and children.

One of the important results of the Second Indonesian Women's Congress was the establishment of the

Indonesian Women's Association (PPPI).

The First Indonesian Women's Congress was a historic event for the rise of women in gaining

independence and fighting for their rights. Therefore, to appreciate the services of women figures and

mothers in Indonesia, the first day of the First Indonesian Women's Congress on December 22, 1928 was

designated as Mother's Day.

Happy National Mother's Day,

"A day where we celebrate the miracle of a mother's love, an unsung her who always brings warmth to our families.”

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar