Rock On

Selasa, 26 Juni 2018

Hari Kebangkitan Nasional
Tanggal 20 Mei kini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Tanggal tersebut mengambil dari kelahiran organisasi Budi Utomo (Boedi Oetomo).

Budi Utomo didirikan oleh para pelajar di School Tot Opleiding Van Inlands Artsen (STOVIA) di tahun 1908. Empat puluh tahun kemudian atau pada 1948 barulah Presiden Sukarno menetapkan 20 Mei sebagai hari bangkitnya nasionalisme. Pada tahun 1948 terjadi dinamika sosial politik di Indonesia. Belanda kembali dengan membonceng sekutu dan sempat melancarkan agresi militer yang pertama pada tahun 1947.

Pada Desember 1947 kemudian diadakan perjanjian di atas kapal USS Renville terkait batasan wilayah Indonesia dan Belanda. Akibat perjanjian itu, wilayah Indonesia jadi sebatas sebagian Pulau Jawa dan Sumatera.

Ibukota pemerintahan pun dipindahkan ke Yogyakarta kemudian. Tak lama setelah itu muncul oposisi pemerintah yang digawangi oleh Amir Sjarifuddin. Organisasi oposisi itu adalah Front Demokrasi Rakyat yang merupakan gabungan organisasi 'Sayap Kiri'.
Di bidang ekonomi, terjadi krisis yang salah satunya disebabkan oleh kurangnya pasokan beras. Untuk itu Bung Karno membutuhkan sebuah simbol yang jadi momentum mempersatukan bangsa. 
Tujuan peringatan 110 tahun kebangkitan Nasional Tahun 2018 adalah untuk terus memelihara, menumbuhkan dan menguatkan jiwa nasionalisme kebangsaan kita sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan, menegakkan nilai-nilai demokrasi berlandaskan moral dan etika berbangsa dan bernegara, mempererat persaudaraan untuk mempercepat terwujudnya visi dan misi bangsa kita ke depan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selamat Hari Kebangkitan Nasional
 















National Resurgence Day
May 20 is now commemorated as National Awakening Day. The date takes from the birth of the organization Budi Utomo (Boedi Oetomo).
Budi Utomo was founded by students at the School Tot Opleiding Van Inlands Artsen (STOVIA) in 1908. Forty years later or in 1948 then President Sukarno appointed May 20 as the day of nationalism's rise. In 1948 there was a socio-political dynamics in Indonesia. The Dutch returned with allied riding and had launched its first military aggression in 1947.
In December 1947 there was an agreement on board the USS Renville ship boundaries between Indonesia and the Netherlands. As a result of the agreement, the territory of Indonesia is limited to parts of Java and Sumatra.
The capital of the government was moved to Yogyakarta later. Shortly after that came the opposition of the government fronted by Amir Sjarifuddin. The opposition organization is the People's Democratic Front, a joint organization of the 'Left Wing'.
In the economic field, there is a crisis which one of them is caused by the lack of rice supply. For that Bung Karno needs a symbol that so the momentum unites the nation.
The purpose of the 110th anniversary of the National Awakening of the Year 2018 is to continue to nurture, cultivate and strengthen the spirit of our nationalism nationalism as a basic foundation in carrying out development, uphold the values ​​of democracy based on morality and ethics nation and state, strengthen brotherhood to accelerate the realization of our nation's vision and mission forward in the frame of the Unitary State of the Republic of Indonesia. Happy National Resurrection Day



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar